Tag Archives: joget

Dangdutan

images (1)

Dalam waktu yang tidak terlalu jauh, saya dan kawan-kawan menghadiri acara kantor yang semi formal: satu acara di luar kota dan satu lainnya berada di site tempat saya bergiat. Kedua acara tersebut sama-sama menghadirkan karyawan yang cukup banyak disertai berbagai arahan dari manajemen dan lainnya. Dan tentu saja yang paling ditunggu-tunggu acara semi formal seperti itu adalah acara penutupan yang biasanya diisi dengan menghadirkan musik yang oleh Remy Silado disebut dengan musik yang sangat meng-Indonesia: dangdutan.

Ya, meskipun pada suatu masa sering dicibir sebagai musik kampungan, musik kaum pinggiran bahkan oleh Benny Soebardja pernah disebut sebagai musik tai anjing, kehadiran acara dangdutan tidak pernah berada pada posisi yang salah dalam sebuah penutupan acara. Dapat membuat kolektif individu memiliki keberanian untuk bergoyang bersama kumpulan massa saya kira merupakan sebuah kelebihan dangdut. Penggemar punk rock paling taat dan juga penjaga mesjid paling militan saya kira pernah berjoget diiringi dangdut baik dalam acara khitanan, nikahan, reuni, diskusi dan berbagai acara lainnya persis seperti bagaimana office boy di kantor dan CEO berjoget bareng, walaupun tentu saja dengan goyangan yang bahkan lebih kaku dibandingkan dengan jika Chrisye berjoget dangdut.

Mengenai dangdut dan goyangan/joget, saya kira ada dua tipe yang sering terlihat dalam acara tersebut. Yang pertama adalah goyangan yang simpel (bahkan kadang hanya berupa goyangan jempol tangan) dengan gerakan yang halus dan teratur. Biasanya lagu-lagu yang mengiringi goyangan seperti ini adalah lagu-lagu dangdut yang sedikit lawas, contoh yang sepertinya cukup mewakili adalah lagu Selamat Malam-nya Evie Tamala. Jenis lagu seperti ini, yang menurut Mbah Sujiwo Tedjo merepresentasikan dangdut sebagai Blues-nya Indonesia tentu saja akan pas sekali menyertai goyangan yang simpel dari anggota badan, gerakan di tempat tidak membutuhkan ruang banyak dan tentu saja sembari memejamkan mata dengan membiarkan seluruh melodi dan nada membaluri seluruh tubuh dan berdesir bersama aliran darah dan hembusan nafas, sesekali segaris senyum tipis muncul dari bibir. Goyangan pada tipe ini membuat potensi kontak dengan sesama pegoyang lain menjadi minimal, sehingga sesaat, dunia terasa damai, tentram, gemah ripah loh jinawi.

Tipe yang kedua adalah jenis goyangan untuk lagu-lagu seperti ‘Cinta Satu Malam’, ‘Hamil Duluan’ juga ‘Sampe Puas’ dan lainnya. Gerakan yang cocok diiringi lagu ini adalah goyangan yang sedikit rusuh, gerak anggota badan maksimal dan tentu saja mengeluarkan energi yang besar.

Jika berbicara selera, tentu saja saya lebih menyukai tipe yang pertama. Tapi, apapun, bagaimanapun dangdutan selalu mengasyikan. Tidak perlu banyak hal, yang penting keberanian untuk bergoyang dari sekedar alakadarnya sampai ke arah brutal, menyumbang suara walaupun tuna nada dan harus berkali-kali terdiam untuk mencoba menyesuaikan suara dengan musik yang dimainkan. Dan siapapu itu bahkan seseorang dengan suara yang lebih berpotensi membubarkan kerumunan dibandingkan dengan mengangkat minat untuk bergoyang, seperti saya, tidak pernah ada kata gagal dalam dangdutan.

Tarik maaaaaang….!!

Nunukan, Mei 2013

ps: gambar diambil hasil googling dengan mengetikkan kata ‘dangdutan’ diambil dari archive-nya sebuah forum di kaskus.